Friday, April 27, 2012

Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau

Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau berada di Kota Padangpanjang, sebuah kota otonom di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau ini menempati sebuah bangunan khas Minangkabau yang disebut Rumah Gadang Koto Piliang, yang dilengkapi anjuang, yaitu kamar di sebelah kanan kiri ruangan yang lantainya lebih tinggi dari bangunan utamanya. Letak Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau berada beberapa puluh meter dari tepi Jalan Raya Padang – Bukittinggi, berbelok pada GPS: -0.467290, 100.379880. Bangunan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau sendiri berada pada GPS: -0.470120, 100.379040.
Tampak samping bangunan cantik Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau, dengan bentuk atap dan ornamen dinding luar khas Minangkabau. Tiga jendela paling kanan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau ini terlihat semakin meninggi dari bangunan tengah. Tampaknya bagian inilah yang disebut anjuang.
Hujan mengguyur cukup deras ketika kami tiba di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau, dan belum juga berhenti sampai kami meninggalkan tempat itu, sehingga mempersempit manuver untuk memotret bagian luar bangunan. Bangunan kecil di sebelah kiri adalah salah satu dari empat rangkiang (lumbung padi), dengan jumlah tiang sesuai fungsi. Halaman luar Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau sangat luas, yang sebagian darinya digunakan sebagai area parkir kendaraan, termasuk untuk bus-bus wisata.
Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau Tempat penerima tamu yang berada tepat di depan pintu masuk gedung Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau, setelah menaiki beberapa anak tangga. Pengunjung akan diminta mengisi buku tamu dan membayar tiket masuk di sini.
Sebuah koleksi Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau yang tampaknya merupakan pelaminan adat Minangkabau. Lokasinya berada di lantai bawah bangunan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau. Di lantai bawah, dimana toilet berada, terdapat beberapa dokumentasi foto yang dipajang pada dinding bangunan. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau Dokumentasi foto Tari Piring Suluah (suluah, suluh: penerangan ) di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau. Tampak penarinya meletakkan suluh terbuat dari botol berwarna hijau diatas kepalanya selama menari piring, sementara seorang penari lain tengah berguling, dan juga berjalan, di atas pecahan piring tanpa menimbulkan luka. Di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau ini disimpan lebih dari 360 buah koleksi foto. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau Sebuah lukisan di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau yang menggambarkan pejuang Minangkabau ketika bertempur melawan tentara kolonial Belanda dalam Perang Paderi (1821 – 1837), yang dilukis oleh van Der Veer. Adalah karena kecerdikan Belanda, dan tiadanya koordinasi diantara pejuang, maka Perang Paderi dan Perang Jawa yang terjadi hampir bersamaan waktunya berakhir dengan kekalahan. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau Seekor burung indah yang diawetkan di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau dalam sebuah ruangan kecil yang memajang dokumentasi foto masjid dan surau tua di Sumatera Barat. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau Suasana di ruangan utama Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau, dengan langit-langit dan dinding terbuat dari anyam bambu, disangga deretan pilar kayu. Benda-benda budaya Minangkabau disimpan dalam rak-rak, serta dokumentasi foto menggantung pada dinding ruangan. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau juga menyimpan koleksi buku, serta dokumentasi dalam bentuk mikro film, kliping koran dan majalah. Kursi dan meja diletakkan di bagian tengah ruangan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau, sementara lampu-lampu antik menempel pada pilar kayu dan menggantung pada langit-langit ruangan. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau Pengunjung Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau tengah menyimak penjelasan salah seorang petugas wanita, yang dengan fasih menceritakan tentang seluk beluk bangunan dan budaya Minangkabau, yang memiliki falsafah “alam takambang jadi guru”, yang secara harafiah berarti jadikan alam terkembang menjadi guru. Petugas wanita Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau itu menjelaskan bahwa jendela dan tiang-tiang rumah gadang ini dibuat miring, dirangkai menggunakan pasak, dan pondasi bangunnya bisa bergerak pada batu sandi (umpak), sehingga bisa lebih tahan terhadap guncangan gempa yang sering terjadi di Minangkabau. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau Ornamen ukir pada bangunan Rumah Gadang di Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau, dan rumah gadang pada umumnya, menggambarkan filosofi alam takambang jadi guru. Diantaranya adalah oramen Itiak Pulang Patang (ketertiban, keteraturan), Kambang Manih (keramah-tamahan), Kucing Lalok (kewaspadaan), dan Lumuik Anyuik (kemampuan menyesuaikan diri). Sumber : thearoengbinangproject.com

No comments:

Post a Comment

Buku Saku 'ISI PIRINGKU' - Health Promoting University (UGM)

Isi Piringku: Investasikan Kesehatanmu untuk Hari Tua Buku Saku ini bertujuan mengkampanyekan pola makan sehat dengan pemenuhan gizi seimban...