Wednesday, April 4, 2012

Pertemuan 6 : Wireless Router / Access Point Configuration

1. Pengantar Jaringan Wireless LAN ( Jaringan lokal tanpa kabel )
Kita telah mengetahui dan mengenal tentang Local Area Network (LAN), dimana ia
merupakan jaringan yang terbentuk dari gabungan beberapa komputer yang
tersambung melalui saluran fisik (kabel). Seiring dengan perkembangan teknologi
serta kebutuhan untuk akses jaringan yang mobile (bergerak) yang tidak membutu
hkan kabel sebagai media tranmisinya, maka muncullah Wireless Local Area
Network (Wireless LAN/WLAN).
Jaringan lokal tanpa kabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal tanpa
kabel dimana media transmisinya menggunakan frekuensi radio (RF) dan infrared
(IR), untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh penggunadalam area
disekitarnya. Area jangkauannya dapat berjarak dari ruangan kelas ke seluruh
kampus atau dari kantor ke kantor yang lain dan berlainan gedung. Peranti yang
umumnya digunakan untuk jaringan WLAN termasuk di dalamnya adalah PC,
Laptop, PDA, telepon seluler, dan lain sebagainya. Teknologi WLAN ini memiliki
kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna mobile bisa menggunakan
telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong
dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe,
kereta api dan tempat publik lainnya.
Spesifikasi yang digunakan dalam WLAN adalah 802.11 dari IEEE dimana ini juga
sering disebut dengan WiFi (Wireless Fidelity) standar yang berhubungan dengan
kecepatan akses data. Ada beberapa jenis spesifikasi dari 802,11 yaitu 802.11b,
802.11g, 802.11a, dan 802.11n seperti yang tertera pada tabel berikut :
tabel . Spesifikasi dari 802.11

2. Sejarah Wireless LAN
Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang
WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji
WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100
Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka
produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita
Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz
dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN
secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat
dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada
pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat
spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai
standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data
(throughput) teoritis maksimal 2Mbps.
Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama
802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11
Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional
(IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar
802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan
wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi
dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan
gelombang radio pada frekuensi sama.
Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang
menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung
kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang
dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau
penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek
dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a.
Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang
mendukung kedua standar tersebut.
Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan
kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja
pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps.
Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling
dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan
802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.
Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi
802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple
Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan
spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”.
MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan
jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik,
selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau
klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai perlatan
Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan
saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio
yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas
mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan
transfer data sebesar 108Mbps.
3. Komponen Wireless LAN
3.1. Access Point (AP)
Pada WLAN, alat untuk mentransmisikan data disebut dengan Access Point dan
terhubung dengan jaringan LAN melalui kabel. Fungsi dari AP adalah mengirim dan
menerima data, sebagai buffer data antara WLAN dengan Wired LAN, mengkonversi
sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalukan melalui kabel
atau disalurkan keperangkat WLAN yang lain dengan dikonversi ulang menjadi
sinyal frekuensi radio.
Satu AP dapat melayani sejumlah user sampai 30 user. Karena dengan semakin
banyaknya user yang terhubung ke AP maka kecepatan yang diperoleh tiap user
juga akan semakin berkurang. Ini beberapa contoh produk AP dari beberapa vendor.

Gambar : Access Point dari produk Linksys, Symaster, Dlink
3.2 Extension Point
Untuk mengatasi berbagai problem khusus dalam topologi jaringan, designer dapat
menambahkan extension point untuk memperluas cakupan jaringan. Extension point
hanya berfungsi layaknya repeater untuk client di tempat yang lebih jauh. Syarat
agar antara akses point bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, yaitu setting
channel di masing-masing AP harus sama. Selain itu SSID (Service Set Identifier)
yang digunakan juga harus sama. Dalam praktek dilapangan biasanya untuk aplikasi
extension point hendaknya dilakukan dengan menggunakan merk AP yang sama.

Gambar : Jaringan menggunakan Extension Point
3.3 Antena
Antena merupakan alat untuk mentransformasikan sinyal radio yang merambat pada
sebuah konduktor menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat diudara.
Antena memiliki sifat resonansi, sehingga antena akan beroperasi pada daerah
tertentu. Ada beberapa tipe antena yang dapat mendukung implementasi WLAN,
yaitu :
1. Antena omnidirectional
Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan
daya yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari
antena omni directional harus memfokuskan dayanya secara horizontal
(mendatar), dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan kebawah,
sehingga antena dapat diletakkan ditengah-tengah base station. Dengan
demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna
yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi untuk
setiap sel agar tidak terjadi interferensi

Gambar : Jangkauan area Antena omnidirectional
2. Antena directional
Yaitu antena yang mempunyai pola pemancaran sinyal dengan satu arah tertentu.
Antena ini idealnya digunakan sebagai penghubung antar gedung atau untuk daerah
yang mempunyai konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada lorong-lorong
yang panjang.

Gambar : jangkauan antena directional
3.4 Wireless LAN Card
WLAN Card dapat berupa PCMCIA (Personal Computer Memory Card International
Association), ISA Card, USB Card atau Ethernet Card. PCMCIA digunakan untuk
notebook, sedangkan yang lainnya digunakan pada komputer desktop. WLAN Card
ini berfungsi sebagai interface antara sistem operasi jaringan client dengan format
interface udara ke AP. Khusus notebook yang keluaran terbaru maka WLAN
Cardnya sudah menyatu didalamnya. Sehingga tidak keliatan dari luar.

Gambar : Wireless LAN Card
Kelebihan dan Kelemahan dalam implementasi Wireless LAN


Acces point merupakan suatu perangkat yang sangat penting dalam membangun
sistem jaringan komputer tanpa kabel atau wireless. Acces point digunakan sebagai
terminal sentral sedangkan untuk komputer - komputer yang terhubung harus
menggunakan wireless LAN Card. Berikut langkah - langkah untuk melakukan
praktikum Acces Point :
MODUL PRAKTIK INSTALASI ACCES POINT
I. Alat dan Bahan :
1. Wireless Router / Acces Point satu unit
2. Laptop Support Wireless ( 2 buah)
II. Langkah Instalasi Wireless Lan Card :
1. Matikan PC Client
2. Buka tutup casing dengan Obeng
III. Langkah Instalasi Access Point :
1. Siapkan AP dan pasang sekaligusnya Antena dan kabel power AP.
2. Gunakan Wireless Laptop Untuk Mengkonfigurasi AP.
3. Pilih Start>>pilih My Network Places dengan klik kanan >>pilih properties
4. Muncul Network Connection, pilih wireless network connection dengan klik
kanan>> pilih properties>>
5. Muncul Wireless Network Connection Properties >>pilih tab Wireless Network,
pada bagian preferred network muncul nama default dari Access Point yang aktif
yakni, linksys.
7. Mengkonfigurasi AP melalui program web browser yakni dengan mengetikkan IP
address pada kolom Address nya. (IP address dapat dilihat pada buku manual AP).
8. Sesuaikan IP Address Laptop dengan IP address AP agar dapat mengakses AP
yang dilanjutkan dengan pengaturan settingan AP. (missal IP Address AP adalah
192.168.1.145 maka IP address Laptop 192.168.1.100)
9. Pilih AP tipe jaringan (infrastruktur) Network only
10. Pada system tray, klik kanan ikon Network, pilih View Available Wireless
Network
11. Muncul kotak dialog, lalu cek Allowme to connect >> pilih connect
12. Jalankan program IE, pada bagian address ketik IP address AP, missal ;
http://192.168.1.145 hingga akan muncul tampilan login yang meminta pengisian
User Name dan Passwor AP (lihat di manual AP).
13. Setelah pengisian login benar antara user name dan password benar, akan
muncul halaman control panel AP.
14. Carilah nama SSID (nama workgroup jaringan wireless) nya dan bisa diganti
sesuai keinginan kita.
Keterangan :
Wireless LAN terdiri dari 2 jenis topologi, yakni :
1. Topologi Ad hock (peer to peer wireless) yakni bahwa setiap komputer dengan
terpasang wireless Lan Card dapat saling terhubung dengan computer yang lain
tanpa melalui perangkat Access Point (AP).
2. Topologi Infrastruktur (point to multi point wireless) yakni bahwa setiap komputer
dapat saling terhubung dengan komputer yang lain melalui perangkat AP sebagai
jalur pusat komunikasinya.

No comments:

Post a Comment

Buku Saku 'ISI PIRINGKU' - Health Promoting University (UGM)

Isi Piringku: Investasikan Kesehatanmu untuk Hari Tua Buku Saku ini bertujuan mengkampanyekan pola makan sehat dengan pemenuhan gizi seimban...