Tuesday, June 10, 2014
Lagi-lagi Politik
Bismillah...
Pada debat tadi malam saya mengharapkan Pak Jokowi dan Pak JK dapat menyampaikan dan beradu visi-misi dengan pasangan Pak Prabowo dan Pak Hatta.Tapi pasangan Pak Jokowi-JK seolah-olah berulang-ulang memilih penggunaan kata yang jelas me-attack Pak Prabowo tentang isu Hak Asasi Manusia. Menarik bukan? Saya yang baru masuk SD saat terjadi tragedi kemanusiaan itu sehingga tidak sebenar-benar berhak untuk menunjuk mana yang salah dan mana yang benar. Kayaknya harus banyak baca lagi tentang isu tersebut dan harus tanya langsung sama atasan Pak Prabowo biar jelas haul-nya. Haha..
Gambar: solopos.com
Lalu apakah benar keluarga korban kerusuhan itu sekarang masih menuntut Pak Prabowo sebagai dalang atau ini cuma strategi dari lawan politiknya menyerang personal justru dalam debat adu ‘visi’? Hmm.. Semakin banyak pertanyaan kan? Selintas (secuil sih) dari berita dan video yang memang masih terbatas saya saksikan tentang citra buruk Pak Prabowo tapi kesaksian mereka kok malah sebaliknya ya. Mana yang benar?
Lalu sebagian besar Pak Jokowi membicarakan prestasi dan pengalaman yang sudah dikerjakannya. Tetapi saya bukan warga Jakarta maupun Solo yang bisa merasakan langsung kepemimpinan Bapak toh. Saya justru kurang ‘ngeh’ saat media membesarkan nama Bapak di DKI tercinta dari matahari terbit sampai terbit lagi tentang segala aktivitas kunjungan yang Bapak lakukan, dari kegiatan joging, sepedaan, makan, JJS, masuk selokan dan banyak hal lainnya yang kurang memberi esensi positif (dalam pandangan saya). Pada saat itu saya (benar2) bosan melihat TV Nasional yang memberitakan seolah-olah Indonesia itu cuma punya Jakarta. Isinya melulu Jokowi, blusukan dan Jakarta.
Jadi kesimpulannya saya masih menunggu apa visi dan strategi yang akan dijalankan kedua pasangan ini untuk Indonesia kedepan? Ingat kita hidup di masa kini bukan masa lalu. Saya tidak paham citra buruk ‘masa lalu’ dan tidak merasakan prestasi ‘masa lalu’, Anda.
Pada akhirnya masih dini untuk melihat mana yang lebih baik karena waktu yang terbatas untuk berbicara bagi masing-masing kandidat itu belum menampakkan semuanya. Toh masih ada 4 debat lagi ya?
Mungkin kita mesti liat dulu deh, baru menentukan pilihan.
Good Luck untuk kedua pasangan calon, yang terbaik untuk Indonesia InsyaAllah.
Monday, June 9, 2014
Debat Capres-Cawapres 10 Juni 2014 Prabowo-Hatta VS Jokowi-JK
Bismillahirarahmanirrahim...
Debat capres dan cawapres barusan adalah hal tercerdas untuk melihat siapa yang layak memimpin. Sudah mulai terang.
Akhirnya saya sempatkan untuk menulis opini tentang politik. Hahaaa.. (terlihat keren)
Image Source: solopos.com
Awalnya keyakinan saya belum kuat memihak capres-cawapres manapun dan males banget menanggapi media yang cenderung memihak dan tidak mengungkap figur capres-cawapres secara benar. Tapi setelah melihat salah satu pasangan. Thats its.
Terlihat sekali mana yang punya jiwa memimpin dan mana yang seolah berlaku kayak pemimpin. Terlihat mana yang biasa memimpin dan dipimpin, tentunya untuk kerja, kerja, dan kerja.
Klo lihat dari personal dari keempat orang ini memang yang spontan terlihat dari orang awam seperti saya yang paling dikenal jejaknya adalah JK orangnya kompeten dan cerdas. Tetapi justru dalam debat pak JK tidak memunculkan hal tersebut, apalagi setelah dapat kesempatan bertanya, aduh gatot, Pak! Senjata makan tuan.
Kemudian Pak Prabowo yang selalu dari waktu ke waktu terlihat berjiwa besar dan optimis. Jujur! Bapak Jokowi yang digadang2kan media dengan aksi blusukan dan kerja nyata dan prestasi tersebut, apakah semua masyarakat Indonesia bisa lihat kerja nyata itu? Apa semua masyarakat merasakan? Kenapa selalu hal itu yang dibahas? Sudah jelas untuk menyatakan visi ke depan tapi jawabannya tidak menunjukkan hal positif dari seorang Jokowi. Cuma nyuruh kami liat bukti dan prestasi!! Seharusnya disitu ajang promosi toh, kok malah menyindir-nyindir capres lain. Adu visi, Pak!
Pak JK juga, apa gak ada bahan tentang hak asasi manusia dan kepastian hukum yang jelas-jelas disana menitipkan ‘pesan’ negatif yang justru menciderai citra bapak sendiri. Kan ini debat, waktunya adu argumen bukan kampanye. Maaf! That’s not making anysense.
Pada kesempatan debat kali ini baru saya melihat figur Pak Hatta Rajasa bicara. Ternayata luar biasa, karena saya tidak begitu mengenal sebelumnya, sangat bijaksana, terkonsep dan matang pemikiran. Jawaban yang luar biasa ketika ditanya tentang tingginya potensi korupsi dari parpol yang menjabat beliau menjawab dengan tegas bahwa ketika diamanati oleh rakyat, mereka akan bekerja dan mempertanggunjawabkan kepada rakyat “bukan dari parpol manapun” yang berkoalisi atau tidak! Sangat jelas. Strike!!
Lalu ketika Pak Jokowi ditanyai masalah itu dia malah bilang akan merombak parpol. Beneran? Hahaa.. Benar-benar anti-mainstream dan blusukan.
Kemudian permasalahan selanjutnya dalam segmen pertanyaan antara debater pertanyaan dari pak prabowo tentang pemekaran pak Jokowi bicara efisiensi tapi tak jelas ujung pangkalnya, untung pak JK bias menjelaskan ‘lebih baik’. Tapi yang disampaikan Pak Hatta ‘luar biasa lebih baik’, bagaimana pandangannya terhadap kriteria pemekaran wilayah yang seharusnya dan faktor-faktor ekonomi yang tentu lebih diperhitungkan.
Wah.. Saya dari opini tersebut mungkin ada yang terlewatkan karena sempat telpon2an sama 2 sahabat yang sudah lama tak bersua.. hehee.. padahal lagi asik nonton.. ini opini ku my bro (Ad dan Doni)..
Ok lanjut.. Pandangan terhadap obstacle dalam hal banyaknya lembaga pemerintah dan pemda yang harus di handle, jawaban Pak Hatta bagus banget (saya jadi kagum) yaitu beliau menjelaskan perlunya pembenahan birokrasi yang sebelumnya tidak berorientasi rakyat. Beliau juga menjelaskan solusinya bahwa setiap organisasi itu diperlukan efisiensi dalam bekerja tidak perlu ‘gemuk’, dan yang kedua hal ini perlu diawasi dari rekrutmennya sehingga akuntabilitas-nya jelas. Kemudian hal ini disebutnya dengan ‘reformasi birokrasi’. That’s cool!!
Nah, kalau menurut Pak Jokowi itu dilakukan ‘politik anggaran’ untuk mengendalikan pemerintah daerah. Pemberian punishment berupa potongan anggaran tentunya dari pemerintah pusat untuk pemda yang tidak taat dan reward untuk pemda yang bagus. Tidak buruk tapi saya susah mencernanya apalagi kalau dilakukan untuk Negara sebesar ini. Teori pendidikan ini sama kayak di sekolah-sekolah terutama PAUD dan TK. Lucu ya kalau melihat bagaimana beda nya pandangan orang melihat satu permasalahan. Ada yang berfikir sederhana (jujur) dan real, ada yang komprehensif dan memberi solusi.
Komentar terakhir dari jubir Prabowo-Hatta, Tantowi bilang tentang terlihat mana capres yang punya ‘Grand Desain’ dan yang mengutamakan kerja. Komentarnya keren. Kalau komentar Pak Anies dari jubir Jokowi-JK tentang Jokowoi relevan, subtanasial yang disampaikan jelas dan tidak menitipkan ‘pesan’, justru koentar itu menekankan bahwa apa yang mereka sampaikan pada debat kali ini sudah dirancang untuk menyudutkan Pak Prabowo dan itu adalah strategi yang ‘kurang cerdas’.
Kesimpulan: Saya menjadi optimis kalau Pak Prabowo dan Hatta yang bakal jadi. Ideal. Pak Prabowo punya citra dan laku pemimpin dan pak Hatta cerdas, penuh strategi dan bijaksana. Mereka berdua kayak Soekarn-Hatta proklamator kita, satu orator dan pemimpin yang berani, satu nya cerdas dan bijak dalam pemikiran. Kalau seandainya Pak Jokowi dan JK yang jadi, Pak JK terlihat mendominasi dan lebih paham, nanti Presiden nya justru yang sibuk kerja dan blusukan bukan memimpin.
*Mohon maaf ini pandangan saya terhadap acara debat barusan, mohon maaf kalau ada yang tersinggung. Demokrasi memberikan hak kepada siapapun memberi pandangan dan penilaian tetapi bukan berarti semena-mena men-judge manjatuhkan harkat martabat manusia lain, karena kita tidak ada yang benar sebenar-benarnya. Karena kita manusia adalah tempat salah dan khilaf. Wallahu a’lam.. Afwan kasyirr.. Astaghfirukka wa atuubuillaih.
thnks.
Debat capres dan cawapres barusan adalah hal tercerdas untuk melihat siapa yang layak memimpin. Sudah mulai terang.
Akhirnya saya sempatkan untuk menulis opini tentang politik. Hahaaa.. (terlihat keren)
Image Source: solopos.com
Awalnya keyakinan saya belum kuat memihak capres-cawapres manapun dan males banget menanggapi media yang cenderung memihak dan tidak mengungkap figur capres-cawapres secara benar. Tapi setelah melihat salah satu pasangan. Thats its.
Terlihat sekali mana yang punya jiwa memimpin dan mana yang seolah berlaku kayak pemimpin. Terlihat mana yang biasa memimpin dan dipimpin, tentunya untuk kerja, kerja, dan kerja.
Klo lihat dari personal dari keempat orang ini memang yang spontan terlihat dari orang awam seperti saya yang paling dikenal jejaknya adalah JK orangnya kompeten dan cerdas. Tetapi justru dalam debat pak JK tidak memunculkan hal tersebut, apalagi setelah dapat kesempatan bertanya, aduh gatot, Pak! Senjata makan tuan.
Kemudian Pak Prabowo yang selalu dari waktu ke waktu terlihat berjiwa besar dan optimis. Jujur! Bapak Jokowi yang digadang2kan media dengan aksi blusukan dan kerja nyata dan prestasi tersebut, apakah semua masyarakat Indonesia bisa lihat kerja nyata itu? Apa semua masyarakat merasakan? Kenapa selalu hal itu yang dibahas? Sudah jelas untuk menyatakan visi ke depan tapi jawabannya tidak menunjukkan hal positif dari seorang Jokowi. Cuma nyuruh kami liat bukti dan prestasi!! Seharusnya disitu ajang promosi toh, kok malah menyindir-nyindir capres lain. Adu visi, Pak!
Pak JK juga, apa gak ada bahan tentang hak asasi manusia dan kepastian hukum yang jelas-jelas disana menitipkan ‘pesan’ negatif yang justru menciderai citra bapak sendiri. Kan ini debat, waktunya adu argumen bukan kampanye. Maaf! That’s not making anysense.
Pada kesempatan debat kali ini baru saya melihat figur Pak Hatta Rajasa bicara. Ternayata luar biasa, karena saya tidak begitu mengenal sebelumnya, sangat bijaksana, terkonsep dan matang pemikiran. Jawaban yang luar biasa ketika ditanya tentang tingginya potensi korupsi dari parpol yang menjabat beliau menjawab dengan tegas bahwa ketika diamanati oleh rakyat, mereka akan bekerja dan mempertanggunjawabkan kepada rakyat “bukan dari parpol manapun” yang berkoalisi atau tidak! Sangat jelas. Strike!!
Lalu ketika Pak Jokowi ditanyai masalah itu dia malah bilang akan merombak parpol. Beneran? Hahaa.. Benar-benar anti-mainstream dan blusukan.
Kemudian permasalahan selanjutnya dalam segmen pertanyaan antara debater pertanyaan dari pak prabowo tentang pemekaran pak Jokowi bicara efisiensi tapi tak jelas ujung pangkalnya, untung pak JK bias menjelaskan ‘lebih baik’. Tapi yang disampaikan Pak Hatta ‘luar biasa lebih baik’, bagaimana pandangannya terhadap kriteria pemekaran wilayah yang seharusnya dan faktor-faktor ekonomi yang tentu lebih diperhitungkan.
Wah.. Saya dari opini tersebut mungkin ada yang terlewatkan karena sempat telpon2an sama 2 sahabat yang sudah lama tak bersua.. hehee.. padahal lagi asik nonton.. ini opini ku my bro (Ad dan Doni)..
Ok lanjut.. Pandangan terhadap obstacle dalam hal banyaknya lembaga pemerintah dan pemda yang harus di handle, jawaban Pak Hatta bagus banget (saya jadi kagum) yaitu beliau menjelaskan perlunya pembenahan birokrasi yang sebelumnya tidak berorientasi rakyat. Beliau juga menjelaskan solusinya bahwa setiap organisasi itu diperlukan efisiensi dalam bekerja tidak perlu ‘gemuk’, dan yang kedua hal ini perlu diawasi dari rekrutmennya sehingga akuntabilitas-nya jelas. Kemudian hal ini disebutnya dengan ‘reformasi birokrasi’. That’s cool!!
Nah, kalau menurut Pak Jokowi itu dilakukan ‘politik anggaran’ untuk mengendalikan pemerintah daerah. Pemberian punishment berupa potongan anggaran tentunya dari pemerintah pusat untuk pemda yang tidak taat dan reward untuk pemda yang bagus. Tidak buruk tapi saya susah mencernanya apalagi kalau dilakukan untuk Negara sebesar ini. Teori pendidikan ini sama kayak di sekolah-sekolah terutama PAUD dan TK. Lucu ya kalau melihat bagaimana beda nya pandangan orang melihat satu permasalahan. Ada yang berfikir sederhana (jujur) dan real, ada yang komprehensif dan memberi solusi.
Komentar terakhir dari jubir Prabowo-Hatta, Tantowi bilang tentang terlihat mana capres yang punya ‘Grand Desain’ dan yang mengutamakan kerja. Komentarnya keren. Kalau komentar Pak Anies dari jubir Jokowi-JK tentang Jokowoi relevan, subtanasial yang disampaikan jelas dan tidak menitipkan ‘pesan’, justru koentar itu menekankan bahwa apa yang mereka sampaikan pada debat kali ini sudah dirancang untuk menyudutkan Pak Prabowo dan itu adalah strategi yang ‘kurang cerdas’.
Kesimpulan: Saya menjadi optimis kalau Pak Prabowo dan Hatta yang bakal jadi. Ideal. Pak Prabowo punya citra dan laku pemimpin dan pak Hatta cerdas, penuh strategi dan bijaksana. Mereka berdua kayak Soekarn-Hatta proklamator kita, satu orator dan pemimpin yang berani, satu nya cerdas dan bijak dalam pemikiran. Kalau seandainya Pak Jokowi dan JK yang jadi, Pak JK terlihat mendominasi dan lebih paham, nanti Presiden nya justru yang sibuk kerja dan blusukan bukan memimpin.
*Mohon maaf ini pandangan saya terhadap acara debat barusan, mohon maaf kalau ada yang tersinggung. Demokrasi memberikan hak kepada siapapun memberi pandangan dan penilaian tetapi bukan berarti semena-mena men-judge manjatuhkan harkat martabat manusia lain, karena kita tidak ada yang benar sebenar-benarnya. Karena kita manusia adalah tempat salah dan khilaf. Wallahu a’lam.. Afwan kasyirr.. Astaghfirukka wa atuubuillaih.
thnks.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Buku Saku 'ISI PIRINGKU' - Health Promoting University (UGM)
Isi Piringku: Investasikan Kesehatanmu untuk Hari Tua Buku Saku ini bertujuan mengkampanyekan pola makan sehat dengan pemenuhan gizi seimban...
-
LOGO UMRI TERBARU 2018 Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Pekanbaru yang berdiri sejak tahun 2008 melakukan perubahan logo dari logo lam...
-
Salah satu fitur di pengolah kata Microsoft Word (Word) yang berguna bagi para editor adalah pelacak perubahan ( track changes ). Dengan fit...
-
AI-image Produced Moderasi beragama bukan hanya tentang hubungan kita dengan Tuhan, tetapi juga bagaimana ajaran agama dapat mendorong kita ...